QS At Taubah: 119

"Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar"

Sabtu, 24 Mei 2025

Jam Tangan

Meskipun sekarang teknologi ponsel sudah semakin canggih dan dapat menggantikan banyak gadget namun bagiku barang ini tetap ga bisa tergantikan. Ya... Jam tangan. Bahkan sekarang jam tangan justru semakin menunjukkan eksistensinya dengan mengikuti kecanggihan teknologi

Mengetahui waktu sekarang hanya dengan melirik itu susah sekali digantikan oleh ponsel. Apalagi kalo aku pribadi memakai jam tangan itu sebagai salah satu pelengkap penampilan. Rasanya ketampanan berkurang 80% kalo ga pake jam tangan hehe....

Sewaktu umroh (lagi-lagi cerita umroh), aku sempat bingung mau pake jam tangan apa. Berhubung aku suka dengan barang ini maka alhamdulillah punya beberapa. Apakah memakai smartwatch, smartband, jam tangan dengan fitur standar++, atau jam tangan dengan fitur azan? Setelah ditimbang-timbang akhirnya aku pake jam tangan dengan fitur standar++ aja.

Casio G-Shock GLS-8900-1B yang aku beli tahun 2015 yang lalu

Beberapa pertimbangan kenapa aku pilih jam tangan ini adalah:

  • Durasi waktu umroh selama 13 hari. Cukup merepotkan jika ada aktifitas nge-charge jam tangan lagi karena smartband aku klaim baterainya hanya cukup untuk 10 hari dan smartwatch berdasarkan pengalaman juga hanya cukup sekitar segitu juga.
  • Suhu yang jauh berbeda dengan keseharian, takutnya smartwatch/smartband nge-hang karena kepanasan atau kedinginan. Kebetulan jam tangan fitur standar++ yang aku pakai punya ketahanan terhadap suhu ekstrem baik panas ataupun dingin.
  • Keseharian di hotel dan masjid yang notabene sangat memperhatikan waktu shalat sehingga aku yakin pasti terdengar azan. Dan untuk bersiap ke masjid bisa menggunakan aplikasi di ponsel saja sehingga pilihan jam tangan dengan fitur azan diabaikan.
  • Fitur "++" yang disematkan di jam tangan standar ini salah satunya adalah world time yang mana sangat memudahkan untuk berpindah-pindah zona waktu (asal settingan awalnya benar ya).

Pertimbangan utamanya seperti itu sih sehingga aku pake jam tangan fitur standar++ ini dan ternyata beneran ga nyesel dan ga ngerepotin malahan justru bikin gampang untuk tau waktu.


Kamis, 22 Mei 2025

ID Card Ketika Umroh

Pesan ustadz saat manasik umroh diantaranya adalah tidak perlu bawa KTP, SIM, dan kartu-kartu yang sekiranya tidak diperlukan saat di Arab Saudi. Hanya membawa barang-barang yang diperlukan termasuk bawa uang secukupnya.

Dalam kesempatan umroh kemarin aku ngikutin saran ustadz-nya yaitu ga bawa KTP dan SIM, karena memang ga akan dipakai disana. Daripada tercecer justru makin repot nantinya. Jadi untuk tanda pengenal saat check-in pesawat kita bisa menggunakan paspor.

Saat sudah di Makkah dan Madinah, paspor merupakan hal yang sangat penting setelah nyawa. Jadi paspor harus dijaga dan ga boleh hilang. Untuk amannya, paspor akan dititip ke tour leader ataupun muthawwif.

Kita dibekali sebuah kartu resmi dari aplikasi Siskopatuh milik Kemenag sebagai pengganti ID Card. Dalam kartu tersebut ada QR Code yang bila di-scan bisa memunculkan data pribadi kita berupa nama, no paspor, tempat menginap saat di Makkah dan Madinah, serta nama dan nomor telepon tour leader serta muthawwif. Kartu ini harus selalu dibawa kemanapun kita pergi layaknya KTP. Boleh digantung di leher ataupun dimasukkan dalam tas namun diusahakan tidak terpisah dari badan kita.

Beberapa jamaah yang tersesat sangat terbantu dengan data-data yang ada pada kartu siskopatuh tersebut jika ada yang ingin menolong.

Rabu, 21 Mei 2025

Kini Beliau Menetap Di Madinah

Ini adalah cerita lanjutan tentang sakitnya Mbak D di postingan Umrah Itu Panggilan Allah (Cerita Berangkat Umroh Tanpa Biaya Pribadi).

Makam Mbak D di Madinah

Qadarullah beliau berpulang ke Rahmatullah pada hari Sabtu tanggal 12 April 2025 sekitaran pukul 17.00 WAS setelah kurang lebih 4 bulan dirawat di Madinah. Berita ini cukup mengejutkan bagi kami rekan-rekan beliau di Indonesia berhubung pada tanggal 3 April 2025 kami mendapat kabar bahwa beliau dalam waktu dekat akan dipulangkan ke tanah air.

Takziyah kepada keluarga Mbak D

Setelah urusan administrasi selesai. Beliau dimakamkan di Madinah pada 14 April 2025. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau, merahmati beliau, dan memaafkan beliau. Semoga hal-hal baik yang beliau tinggalkan di dunia bisa menjadi amal jariyah.

Selasa, 20 Mei 2025

Pengen Tapi Ga Bisa Beli

Pernahkah kalian punya keinginan punya suatu barang tapi ga pernah kebeli karena satu dan lain hal di masa kecil? Aku... Di waktu kecil pengen banget punya jam tangan merk Casio. Dan ini ceritanya.

Sewaktu aku SMP (antara tahun 1996-1999) pernah terjadi tren jam tangan Casio khususnya G-Shock. Beberapa teman punya jam itu dan memamerkannya pada teman yang lain. Yg ikonik banget waktu itu kalo lampu jam nya dihidupin ada gambar lumba-lumba di layarnya. Lampunya pun berwarna biru. Pokoknya keren banget deh. Entah itu original atau fake kami ga peduli yang penting kelihatan gaul. Waktu itu aku kepengen banget punya tapi karena harganya lumayan mahal bagi keluarga aku ditambah kalo mau beli barang aku harus nabung sisihin uang jajan akhirnya tuh jam tangan ga pernah kebeli.

Sewaktu aku SMA (tahun 2000-an), ada seorang guru yang pake jam tangan digital merk Casio. Setiap jam berganti selalu bunyi tiiitt... Warnanya hitam dan ada tulisan Data Bank. Keren deh pokoknya. Keinginan punya jam tangan Casio muncul lagi namun lagi-lagi karena keterbatasan ekonomi akhirnya jam tangan itu ga pernah kebeli.

Hingga akhirnya bertahun-tahun kemudian yaitu tahun 2009 aku bisa beli jam tangan Casio digital pertamaku dan original. Wah senang banget rasanya. Serinya waktu itu W-800H-1A yang merupakan hadiah pribadi atas capaian lulus ujian CPNS.

Seiring dengan perbaikan penghasilan, bertahun-tahun kemudian aku mampu beli jam tangan Casio seri-seri lainnya jika aku mau tapi moment-moment dengan jam tangan tersebut yang ingin aku rasakan saat kecil itu tidak akan bisa terulang. Aku mampu beli jam tangannya tapi tak mampu membeli masa kecilku.

Ada benarnya pesan seorang ustadz-ku bahwa jika uang hilang atau habis kita bisa cari lagi, namun jika waktu telah berlalu maka tidak akan bisa diulang lagi. Itulah mengapa waktu lebih berharga daripada uang.

Kamis, 08 Mei 2025

Pertama Kali Naik Maskapai Luar Negeri

Pada kesempatan umrah pertama, aku berangkat menggunakan maskapai luar negeri milik Uni Emirat Arab yaitu Etihad. Pengalaman ini merupakan pengalaman pertama menggunakan maskapai luar negeri dengan rute Jakarta - Abu Dhabi - Jeddah.

Dalam penerbangan ini nampaknya tidak ada satupun pramugari ataupun pramugara yang bisa menggunakan Bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan ada 2, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Jadi untuk komunikasi memang agak sulit bagi sebagian orang namun kalo kita punya modal setidaknya tau kata benda-benda yang ada disekitar kita maka cukup aman lah menurut aku. Beberapa contoh misal toilet, tea, coffee, beef, chicken, open the window, do your chair, more, finished, dan sejenisnya akan sedikit mempermudah komunikasi dengan petugas pesawat karena interaksi biasanya hanya saat takeoff, persiapan landing, dan saat penyajian makan.

Penerbangan Jakarta - Abu Dhabi ditempuh kurang lebih 8 jam. Tentunya pegal juga kalo 8 jam duduk aja, jadi bisa diakali dengan berjalan ke toilet atau sekedar streching di pojokan kabin yang agak lebar dekat toilet. Selebihnya, kalo ga ngobrol dengan penumpang sebelah ya tidur untuk persiapan fisik saat nanti tiba di Arab Saudi. Penerbangan lanjutan dari Abu Dhabi - Jeddah ditempuh kurang lebih 2 jam. Aktifitas ya tidur lagi karena kondisi memang masih gelap.

Rabu, 07 Mei 2025

Masjid Al-Ghamamah

Salah satu keunikan di Madinah dan Makkah adalah jika ada suatu tempat bersejarah yang perlu untuk dikenang rata-rata akan dibangun sebagai masjid. Kalo di Indonesia mungkin seperti Monumen.

Berfoto di depan Masjid Al-Ghamamah

Diantara banyaknya tempat bersejarah ada sebuah masjid yang bernama Masjid Al-Ghamamah. Masjid ini menjadi monumen dimana tempat tersebut pernah dilaksanakan Shalat Istisqa' atau shalat untuk meminta hujan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Saat itu Kota Madinah dan sekitarnya sedang dilanda kekeringan. Maka masyarakat disana meminta Rasulullah SAW untuk mendo'akan agar turun hujan. Maka dilaksanakanlah Shalat Istisqa' di tempat yang sekarang berdiri Masjid Al-Ghamamah. Menurut beberapa riwayat, nama Al-Ghamamah diambil dari peristiwa tersebut yang berarti awan atau mendung.

Bersama rombongan umrah

Di lokasi tersebut yang dulunya merupakan tanah lapang, juga merupakan tempat pertama kali Rasulullah mengimami Shalat Ied.

Untuk menghormati peristiwa-peristiwa bersejarah itu maka di tanah lapang tersebut dibangunlah sebuah masjid yang dinamakan Masjid Al-Mushalla (Masjid tempat shalat) dan sekarang dikenal dengan nama Masjid Al-Ghamamah.

Berdasarkan riwayat, masjid ini dibangun pada masa Khalifah Umar Bin Khattab lalu mengalami renovasi dimasa pemimpin-pemimpin selanjutnya.

Masjid Al-Ghamamah letaknya sangat dekat dengan Masjid Nabawi yaitu kurang lebih 300 meter di sebelah Barat Daya. Bagi pe-ziarah di Masjid Nabawi bisa berkunjung ke masjid ini cukup dengan berjalan kaki.

Minggu, 13 April 2025

Sendal Hilang Di Masjid Nabawi

Pagi itu selepas Shalat Subuh aku beranjak mau keluar dari Masjid Nabawi, tiba-tiba melihat ada halaqah tahsin dan tertarik mau ikutan. Pada halaqah tersebut syekh-nya men-tasmi' 4 surah yaitu Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas.

Setelah halaqah selesai, akupun melanjutkan keluar dari masjid. Saat mau ambil sendal di rak Pintu 21 eh jalurnya ditutup. Aku baru ingat kalo pintu tersebut dibuka khusus untuk akhawat yang ingin ke Raudhah tanpa tasreh setiap pagi ba'da subuh. Begitu mau masuk ambil sendal eh dilarang sama petugasnya.

Sendal yang awalnya hilang

Dengan komunikasi seadanya aku bilang, "Sandal... Sandal!"

Petugasnya tanya, "Gate?"

"Twenty one," Aku jawab gitu

"No entry, check the box," Kata petugasnya sambil nunjuk arah ke samping Pintu 20.

Aku nyari ke situ ternyata ga ada. Aku ingat selain sebelah Pintu 20 juga ada box di sebelah Pintu 22. Dicari kesana juga ada ada akhirnya mengikhlaskan sendal dan pulang ke hotel nyeker. Di kekat hotel ada yang jual sendal jepit seharga 10 Riyal. Ya udah daripada nyeker dan memang ga bawa sendal cadangan akhirnya aku beli di situ.

Ba'da Zuhur aku balik lagi ke box tapi tetap ga ketemu.

Pada saat Shalat Ashar di hari yang sama aku masih kepikiran sendal yang hilang itu. Sambil terus berdoa, "Ya Allah kalo memang sendal itu masih rejeki aku maka temukan aku dengannya tapi andai sendal itu sudah bukan rejeki aku lagi maka tolong gantikan dengan yang lebih baik".

Terus berdoa sambil ber-shalawat aku ikhtiar kembali ke box di sebelah pintu 20. Ternyata benar ga ada. Terus aku ke box di sebelah pintu 22. Diperhatikan detail satu persatu sendal yang ada di situ daaan alhamdulillah ketemu sendalnya. Masih rejeki sama aku.

Box sebelah Pintu 22

Akhirnya aku lihat ciri-ciri khusus di sendal tersebut untuk memastikan dan aku yakin itu adalah sendalku. 

Ga berhenti bersyukur Ya Allah soalnya sendal yang dibeli seharg 10 Riyal itu agak licin. Terus nasib sendal yang dibeli itu gimana? Aku nongkrong depan masjid beberapa waktu mencari orang khususnya dari Indonesia yang mungkin saja kehilangan sendal buat aku sedekahin aja tapi ternyata ga ada.

Akhirnya sendalnya diangkut aja ke Makkah. Dipake di Makkah untuk di kamar mandi hotel dan ditinggal aja saat aku pulang ke Indonesia.

Minggu, 16 Februari 2025

Umrah Itu Panggilan Allah (Cerita Berangkat Umroh Tanpa Biaya Pribadi)

Aku pernah mendengar sebuah tausiyah terkait haji dan umrah. Ustadz-nya bilang kalo umrah dan haji itu adalah panggilan. Jika seseorang sudah dipanggil Allah untuk umrah atau haji maka akan dimampukanNya.

Gambar diambil dari internet

Ada sebuah cerita nyata tentang panggilan umrah ini. Seorang kawan pengajianku (akhwat) dipanggil Allah untuk berangkat menunaikan umrah. Kita panggil dengan inisial D saja. Beliau berangkat gratis karena ada yg membiayai perjalanannya meskipun untuk administrasi harus menyiapkan sendiri seperti paspor, vaksin meningitis, dan keperluan pribadi lainnya.

Singkat cerita berangkatlah Ibu D ini bersama rombongan yang terdiri dari beberapa orang untuk menunaikan ibadah umrah di Baitullah. Menurut cerita anggota rombongannya, alhamdulillah semua berjalan relatif lancar.

Qadarullah beberapa hari sebelum kepulangan ke Indonesia (posisi sedang di Madinah) beliau terkena serangan stroke dan harus dilarikan ke Rumah Sakit. Kondisi beliau tidak bisa dibilang baik karena petugas medis yang menanganinya menyatakan kondisi beliau ada pada posisi "deep coma" disebabkan pecahnya pembuluh darah yang ada di otak. Syafakillah....

Akhirnya dengan berat hati karena kondisi yang tidak memungkinkan maka beliau harus tertinggal dari rombongan untuk kembali ke Indonesia.

Beberapa ribu kilometer jaraknya dari Haramain, di Indonesia Ibu D punya 2 anak. Keduanya laki-laki masih remaja. Tentunya kabar ini mengejutkan mereka. Teman-teman di pengajian Ibu D berinisiatif untuk berikhtiar mengupayakan keduanya agar bisa berangkat untuk membesuk ibunya di kota suci umat muslim tersebut. Allahuakbar ternyata banyak teman-teman yang bersedia berdonasi sehingga benar-benar terkumpul dana yang cukup untuk keduanya berangkat. Dukungan dari saudara ibu mereka pun tidak kurang untuk mendampingi kedua anak ini.

Administrasi diupayakan untuk dibereskan secepatnya seolah berlomba dengan waktu. Alhamdulillah semua dilancarkan.

Bi iznillah berangkatlah kedua remaja ini didampingi oleh saudara ibu mereka dengan jalur umrah mandiri. Kesempatan pertama mereka langsung melaksanakan umrah lalu kemudian membesuk ibu mereka.

Luar biasa memang jika Allah sudah memanggil. Hal yang sebenarnya tidak disangka benar-benar bisa terjadi. Ibu D dan kedua anaknya berangkat umrah tanpa biaya pribadi sama sekali kecuali untuk keperluan administrasi dan kebutuhan pribadi.

Cerita ini bisa menjadi inspirasi dan bukti nyata Allah memampukan orang-orang yang dipanggilnya untuk melaksanakan Umrah.

Saat ini kondisi Ibu D dikabarkan membaik. Mari kita do'akan Ibu D segera mendapatkan kesembuhan dan dapat kembali ke Indonesia serta berkumpul lagi dengan keluarga ya. Aamiin Allahumma aamiin...

Senin, 10 Februari 2025

Ganti Kartu ATM

Lagi-lagi persiapan umroh hehe... Alhamdulillah meskipun belum bayar ke travel tapi udah bilang kepengen ikut yang keberangkatan 2 Syawal 1446 H. Mohon do'anya semoga dilancarkan.

Untuk pergi-pergi keluar kota tentu saja kita harus bawa bekal. Paling simpel bekal tentu saja berbentuk uang. Untuk berangkat keluar negeri tentunya kita harus menukar mata uang rupiah ke mata uang yang berlaku di negara tujuan. Dalam kasus ini adalah menukar rupiah ke riyal.

Dari beberapa informasi yang aku kumpulkan, konon katanya kurs paling murah adalah saat kita menarik uang secara tunai melalui ATM di Arab Saudi dibandingkan menukar uang di money changer tapi tentu saja ada syaratnya yaitu kartu ATM harus VISA atau Mastercard.

Nah dikarenakan kartu ATM ku pakenya GPN jadi aku tuker langsung ke bank nya, dalam hali ini adalah Bank Syariah Indonesia (BSI). Untuk persyaratannya saat aku melakukan pergantian adalah membawa KTP, kartu ATM yang lama, dan buku tabungan. Oh ya untuk pergantian ini dikenakan biaya Rp. 25.000,-

Prosesnya ga lama kok. Nanti petugas bank akan memverifikasi data dan langsung dibuatkan kartu penggantinya. Disarankan untuk mengubah PIN default dengan PIN kita sendiri setelah kartu aktif sekitar 5-10 menit kemudian.

Setelah selesai, aku menunggu sebentar sekitar 10 menitan di ATM terdekat dan mencoba kartu baru tersebut dengan cara mengecek saldo serta mengganti PIN. Alhamdulillah penggantian selesai dan kartu ATM baru sudah bisa digunakan

Sabtu, 08 Februari 2025

Perbaikan Data Pasporku Di Awal Tahun 2025

Sebenarnya sudah agak telat sih kalo sekarang bilangnya awal tahun tapi ga ada salahnya aku kepengen nulis biar ceritaku ini bisa dibaca untuk menjadi kenangan.

Jadi pada akhir tahun 2024, kami sekeluarga berniat untuk umroh sekeluarga. Namun berhubung karena pekerjaan aku yang biasanya hectic di akhir tahun maka kami menjadwalkan untuk di Februari 2025 atau sebelum Ramadhan dan untuk merealisasikannya tentu saja minimal mempersiapkan dokumennya. Salah satunya yaitu paspor.

Sumber: https://www.imigrasi.go.id/upload/2021/10/web-paspor-pnbp.jpeg

Berhubung paspor aku yang dibuat tahun 2014 sudah lama expired maka aku mengajukan untuk perpanjangan. Melalui aplikasi M-Paspor semua prosedur dilakukan mulai dari pendaftaran hingga ke proses pembayaran.

Pada tanggal yang sudah dipilih, aku datang ke Kantor Imigrasi. Ingat banget hari itu tanggal 30 Desember 2024. Nah saat proses wawancara ternyata ada ketidaksesuaian antara nama aku di paspor lama dengan dokumen yang ada. Petugasnya pun sempat dibuat bingung karena semua dokumen yaitu KK, KTP, Akta Kelahiran, Ijazah, Buku Nikah data semuanya sama tapi kenapa pada paspor tercetak berbeda. Meskipun begitu, pengambilan data biometrik dan foto tetap dilakukan. Akhirnya diambil kesimpulan bahwa terjadi kesalahan dikarenakan oleh petugas. Solusinya adalah harus dilakukan perbaikan data dan butuh waktu sekitar 2 minggu atau bisa juga lebih karena perbaikan harus di approve di pusat dan nanti akan dikabarkan melalui WA untuk proses selanjutnya (kata petugasnya gitu).

Ya sudah lah, karena memang belum daftar juga di travel maka ya aku ikutin aja alurnya. Tak ada kabar hingga pertengahan Januari 2025, aku berinisiatif untuk datang ke Kantor Imigrasi dan menanyakan perihal prosesnya. Ya Allah ternyata kata petugasnya untuk perubahan data aku harus di BAP dulu dan nanti akan dihubungi lagi jika ada jadwal BAP.

Nunggu lagi beberapa hari ga ada kabar. Tanggal 17 Januari 2025 aku berinisiatif lagi untuk bertanya melalui WA Costumer Service.


Alhamdulillah Tanggal 21 Januari 2025 ada kabar proses selanjutnya. Ya sudah aku ikutin aja alurnya. Di buatkan BAP terkait data-data yang ga nyambung tadi. Setelah itu disuruh nunggu kabar lagi untuk pengambilan data biometrik dan foto paspor. Oh ya bagi para pembaca yang juga akan di BAP, ga usah takut ya karena sebenarnya ngobrol-ngobrol aja. Apalagi kalo posisi kita di jalur yang benar, santai aja.

Tanggal 22 Januari 2025 ada kabar untuk datang besok hari ke Kantor Imigrasi buat proses selanjutnya. Besoknya aku datang kesana lagi dan ternyata bisa pakai inputan data biometrik dan foto yang diambil pada 30 Desember 2024 yang lalu namun untuk perubahan data butuh sekitar 2 mingguan karena ternyata permintaan perubahan data sebelumnya tertolak sebab harus BAP. Disampaikan juga oleh petugasnya bahwa proses ini harus selesai pada 30 Januari 2025 sebab untuk pembayaran sebelumnya hanya berlaku selama 1 bulan. Meskipun tidak bisa memastikan tapi petugasnya berusaha untuk memprioritaskan perubahan data aku.

Nah disini aku mulai capek dengan prosesnya. Berasa ga beres-beres tapi aku berusaha ambil hikmahnya. Mungkin Allah punya rencana lain sehingga proses paspor ini agak lambat.

Tepat tanggal 30 Januari 2025 aku menghubungi lagi melalui kontak CS nya dan alhamdulillah proses sudah selesai dan paspor sudah bisa diambil.

Tulisan ini aku buat bukan untuk memojokkan atau membuat citra buruk suatu instansi, bukan! Tapi memang untuk menyimpan cerita kenangan saja tentang bagaimana pengalaman aku secara pribadi.