Pagi itu selepas Shalat Subuh aku beranjak mau keluar dari Masjid Nabawi, tiba-tiba melihat ada halaqah tahsin dan tertarik mau ikutan. Pada halaqah tersebut syekh-nya men-tasmi' 4 surah yaitu Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas.
Setelah halaqah selesai, akupun melanjutkan keluar dari masjid. Saat mau ambil sendal di rak Pintu 21 eh jalurnya ditutup. Aku baru ingat kalo pintu tersebut dibuka khusus untuk akhawat yang ingin ke Raudhah tanpa tasreh setiap pagi ba'da subuh. Begitu mau masuk ambil sendal eh dilarang sama petugasnya.
![]() |
Sendal yang awalnya hilang |
Dengan komunikasi seadanya aku bilang, "Sandal... Sandal!"
Petugasnya tanya, "Gate?"
"Twenty one," Aku jawab gitu
"No entry, check the box," Kata petugasnya sambil nunjuk arah ke samping Pintu 20.
Aku nyari ke situ ternyata ga ada. Aku ingat selain sebelah Pintu 20 juga ada box di sebelah Pintu 22. Dicari kesana juga ada ada akhirnya mengikhlaskan sendal dan pulang ke hotel nyeker. Di kekat hotel ada yang jual sendal jepit seharga 10 Riyal. Ya udah daripada nyeker dan memang ga bawa sendal cadangan akhirnya aku beli di situ.
Ba'da Zuhur aku balik lagi ke box tapi tetap ga ketemu.
Pada saat Shalat Ashar di hari yang sama aku masih kepikiran sendal yang hilang itu. Sambil terus berdoa, "Ya Allah kalo memang sendal itu masih rejeki aku maka temukan aku dengannya tapi andai sendal itu sudah bukan rejeki aku lagi maka tolong gantikan dengan yang lebih baik".
Terus berdoa sambil ber-shalawat aku ikhtiar kembali ke box di sebelah pintu 20. Ternyata benar ga ada. Terus aku ke box di sebelah pintu 22. Diperhatikan detail satu persatu sendal yang ada di situ daaan alhamdulillah ketemu sendalnya. Masih rejeki sama aku.
![]() |
Box sebelah Pintu 22 |
Akhirnya aku lihat ciri-ciri khusus di sendal tersebut untuk memastikan dan aku yakin itu adalah sendalku.
Ga berhenti bersyukur Ya Allah soalnya sendal yang dibeli seharg 10 Riyal itu agak licin. Terus nasib sendal yang dibeli itu gimana? Aku nongkrong depan masjid beberapa waktu mencari orang khususnya dari Indonesia yang mungkin saja kehilangan sendal buat aku sedekahin aja tapi ternyata ga ada.
Akhirnya sendalnya diangkut aja ke Makkah. Dipake di Makkah untuk di kamar mandi hotel dan ditinggal aja saat aku pulang ke Indonesia.