QS At Taubah: 119

"Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar"

Selasa, 12 Agustus 2025

SLink: Cara Simpel Bikin Link Keren ala Pegawai Kemenkes


Pernah nggak sih kamu mau bagikan link, tapi ternyata link-nya panjang banget dan keliatan nggak enak dilihat? Nah, di situlah pemendek link alias link shortener jadi penyelamat. Dengan alat ini, kamu bisa ubah link super panjang jadi lebih pendek, simpel, dan pastinya lebih enak dibagikan baik itu di media sosial, chat, atau bahkan di bio Instagram.

Selain bikin link jadi lebih ringkas, pemendek link juga punya banyak fungsi keren lainnya. Mulai dari melacak berapa banyak orang yang ngeklik, sampai bikin link yang bisa disesuaikan dengan nama brand kamu sendiri.

Menariknya, sekarang pemendek link juga mulai dimanfaatkan oleh instansi pemerintah untuk mendukung efektivitas kerja pegawainya. Salah satu contohnya adalah Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan yang menyediakan layanan pemendek link bernama SLink. Fasilitas ini bisa diakses melalui portal e-Office Kemenkes dan ditujukan khusus untuk para pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Dengan adanya SLink, para pegawai bisa membuat link yang lebih ringkas dan profesional untuk keperluan internal maupun eksternal, seperti membagikan formulir, dokumen resmi, atau informasi penting lainnya. Fitur ini tidak hanya memudahkan dari segi tampilan link, tapi juga membantu dalam pelacakan dan pengelolaan tautan yang dibagikan.

Adapun Langkah-langkah untuk membuat SLINK adalah sebagai berikut:

....

Kayaknya bakal susah buat bikin rapi tulisannya jika di-posting di-blog ini. Jadi untuk langkah-langkahnya aku bikinkan tutorial dalam bentuk PDF aja dan bisa di-download di link berikut aja ya >> Langkah2 Membuat SLink Kemkes.pdf

...

SLink yang sudah jadi berdasarkan tutorial di atas

Jadi, nggak perlu lagi repot dengan link panjang yang bikin bingung. Dengan adanya SLink dari Pusdatin Kemenkes di portal e-Office, pegawai Kemenkes sekarang bisa lebih gampang dan cepat saat berbagi tautan. Simpel, praktis, dan pastinya mendukung kerja yang makin digital. Yuk, manfaatkan fiturnya biar kerjaan makin lancar!


Selasa, 29 Juli 2025

New Era of DPA ODOJ Palangka Raya


Alhamdulillah kebuntuan terkait kepengurusan Komunitas ODOJ (One Day One Juz) DPA Palangka Raya khususnya jabatan ketua bisa diselesaikan.

Beberapa hari yang lalu tepatnya hari Ahad, 27 Juli 2025, berlokasi di halaman Masjid Kecubung, ketua yang baru memimpin silaturahmi pertama pengurus. Meskipun tidak semuanya bisa hadir namun dalam silaturahmi yang cukup hangat itu dibahas tentang keorganisasian, berkenalan, hingga strategi ke depannya mau ngapain.

Semoga dengan kepengurusan yang baru bisa membawa dampak yang lebih besar lagi terhadap dakwah yang selama ini digaungkan yaitu: Membumikan Al-Quran dan Melangitkan Manusia.

Sabtu, 24 Mei 2025

Jam Tangan

Meskipun sekarang teknologi ponsel sudah semakin canggih dan dapat menggantikan banyak gadget namun bagiku barang ini tetap ga bisa tergantikan. Ya... Jam tangan. Bahkan sekarang jam tangan justru semakin menunjukkan eksistensinya dengan mengikuti kecanggihan teknologi

Mengetahui waktu sekarang hanya dengan melirik itu susah sekali digantikan oleh ponsel. Apalagi kalo aku pribadi memakai jam tangan itu sebagai salah satu pelengkap penampilan. Rasanya ketampanan berkurang 80% kalo ga pake jam tangan hehe....

Sewaktu umroh (lagi-lagi cerita umroh), aku sempat bingung mau pake jam tangan apa. Berhubung aku suka dengan barang ini maka alhamdulillah punya beberapa. Apakah memakai smartwatch, smartband, jam tangan dengan fitur standar++, atau jam tangan dengan fitur azan? Setelah ditimbang-timbang akhirnya aku pake jam tangan dengan fitur standar++ aja.

Casio G-Shock GLS-8900-1B yang aku beli tahun 2015 yang lalu

Beberapa pertimbangan kenapa aku pilih jam tangan ini adalah:

  • Durasi waktu umroh selama 13 hari. Cukup merepotkan jika ada aktifitas nge-charge jam tangan lagi karena smartband aku klaim baterainya hanya cukup untuk 10 hari dan smartwatch berdasarkan pengalaman juga hanya cukup sekitar segitu juga.
  • Suhu yang jauh berbeda dengan keseharian, takutnya smartwatch/smartband nge-hang karena kepanasan atau kedinginan. Kebetulan jam tangan fitur standar++ yang aku pakai punya ketahanan terhadap suhu ekstrem baik panas ataupun dingin.
  • Keseharian di hotel dan masjid yang notabene sangat memperhatikan waktu shalat sehingga aku yakin pasti terdengar azan. Dan untuk bersiap ke masjid bisa menggunakan aplikasi di ponsel saja sehingga pilihan jam tangan dengan fitur azan diabaikan.
  • Fitur "++" yang disematkan di jam tangan standar ini salah satunya adalah world time yang mana sangat memudahkan untuk berpindah-pindah zona waktu (asal settingan awalnya benar ya).

Pertimbangan utamanya seperti itu sih sehingga aku pake jam tangan fitur standar++ ini dan ternyata beneran ga nyesel dan ga ngerepotin malahan justru bikin gampang untuk tau waktu.